Powered By Blogger

Rabu, 07 Juli 2010

Meditasi Membuka Kesempatan Manusia untuk Dicuci Otak (Brainwashed)

Seperti fenomena gunung es, potensi otak manusia hanya tampak 12 persen
saja, sedangkan 88 persen sisanya di bawah permukaan laut. Yang 12
persen itu disebut sebagai alam atau pikiran sadar (conscious mind).
Sisanya 88 persen disebut alam bawah sadar (subconscious). Antara alam
sadar dan bawah sadar dibatasi sebuah garis filter yang disebut
reticular activating system (RAS). Garis ini melindungi manusia dari
berbagai informasi yang tak perlu sehingga seseorang tetap sadar dan
waras.

Empat kondisi otak manusia yang mendasari kesadaran:
a. Kondisi delta adalah kondisi pada saat manusia sedang tidur.
Kecepatan gelombang otak pada saat tidur hanya 0,5 sampai 3,5 putaran
per detik. Kondisi delta diperlukan oleh tubuh untuk meremajakan
sel-sel tubuh. Tentu saja bila tidak tertidur nyenyak, maka sebagian
anggota tubuh tidak melakukan peremajaan sehingga kita mengalami rasa
sakit saat bangun tidur.

b. Kondisi theta adalah saat gelombang otak manusia mencapai 3,5 sampai
7 putaran per detik. Keadaan theta adalah kondisi di mana kita bisa
bermimpi dan berkhayal. Keadaan theta bisa dibentuk pada saat meditasi.

c. Kondisi alpha yang paling penting untuk menembus pikiran bawah sadar
karena bisa membuka 88 persen kekuatan alam bawah sadar. Kondisi alpha
adalah kondisi ketika kita berkhayal dan melamun. Kecepatan gelombang
alpha mencapai 7 sampai 13 putaran per detik. Perbedaan kondisi alpha
dengan theta adalah kesadaran, alpha masih merasakan anggota tubuh kita.

d. Kondisi beta adalah kondisi di mana kita bisa sepenuhnya sadar.
Dalam kehidupan sehari-hari saat kita terbangun dan memulai aktivitas,
maka kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai kondisi beta.

Sebenarnya keempat gelombang itu muncul secara bersamaan, tetapi pada
satu keadaan hanya ada satu gelombang yang lebih dominan daripada
gelombang lainnya. Gelombang ini dapat diukur dengan alat EEG
(electroencephalography).

Cara termudah memasuki alam bawah sadar adalah membalikkan mata ke atas
dan memejamkan mata yang akan membawa kita ke dalam kondisi alpha yang
penuh kedamaian. Biasa dilakukan sambil membayangkan tempat yang penuh
kedamaian, dapat didukung sebuah musik yang tenang pula.

Dalam keadaan alpha, sebuah pintu ke alam bawah sadar terbuka. Saat
masuk dan menjelajah alam bawah sadar, otak bisa memprogram hidup kita
seperti kemauan kita, pelatih meditasi ,atau penghipnotis. Bahayanya,
pikiran bawah sadar tidak pernah mengetahui perbedaan antara imajinasi
dengan kenyataan. Walau ada pernyataan bahwa meditasi berlainan dengan
hipnotis, tetapi bedanya tipis terutama karena awal dari meditasi
tetaplah sama dengan proses hipnotis, yaitu dengan menginduksi
terjadinya kondisi alpha ini sehingga membuka kesempatan untuk
dihipnotis dalam meditasi. Bahkan ada pusat-pusat meditasi tertentu
yang secara terang-terangan mengkombinasikan meditasi dengan hipnotis.

Ada 4 hukum yang harus dipenuhi pemrograman pikiran bawah sadar supaya
berhasil, yaitu kalimat bersifat positif, saat ini (present tense),
bersifat pribadi, dan pengulangan. Dalam memprogram, diperlukan emosi
positif dengan mencurahkan segenap jiwa. Saat meditasi, kita harus
membayangkan bahwa keinginan kita benar-benar terjadi. Saat kita
menginginkan sesuatu, maka visualisasikan dalam alam pikiran bahwa kita
mendapat keinginan tersebut. Inilah yang disebut sebagai sugesti yang
sebenarnya sama juga dengan hipnotis. Dilarang menyebutkan kalimat,
“Aku ingin.” karena Beta akan mengacaukan keinginan yang disebut dalam
Alpha.

Jika seseorang dilatih oleh seorang ahli meditasi atau membaca buku
meditasi yang dikarang oleh seorang ahli meditasi, maka apa yang
dibayangkan (jenis sugestinya) juga berdasarkan sugesti yang diberikan
pelatih meditasinya. Akibatnya, tetap saja orang tersebut berada dalam
sugesti pelatih meditasinya walau dia bermeditasi sendirian di mana pun
dan kapan pun.

Di masa sekarang juga banyak yang menawarkan meditasi dengan latihan
sendiri dengan kedok memotivasi diri sendiri untuk mencapai sukses.
Ternyata ini juga tidak lebih dari menghipnotis diri sendiri menurut
penelitian James Braid (perintis hipnoterapi yang juga berprofesi
sebagai dokter bedah).
Pada tahun 1985, Kutz, Borysenko, dan Benson menemukan bahwa meditasi dapat memicu reaksi emosional yang kuat.

Ada juga isu bahwa meditasi bagus karena membangkitkan gelombang theta.
Penelitian ini harus ditelaah lebih lanjut karena jika hanya gelombang
theta saja yang dibangkitkan, kita tidak bisa menjadi pribadi yang
waspada tatkala bahaya menyerang. Padahal gelombang betalah yang harus
berperan dalam kondisi waspada ini. Idealnya, keempat gelombang
tersebut harus seimbang sesuai kondisi.

Menurut penelitian Craven pada tahun 1989, meditasi dapat menimbulkan
kelainan sensasi kinestetik, disosiasi ringan, dan gejala mirip
psikosis. Pada tahun 1991, Bogart mengatakan bahwa meditasi
dikontraindikasikan untuk penyembuhan pasien yang egonya lemah,
menyimpan emosi yang kuat, dan kurang mampu menganalisis sebab akibat
yang kompleks. Pada tahun 1992, Shapiro melaporkan bahwa meditasi malah
menyebabkan depresi, gangguan kecemasan dan panik yang diinduksi oleh
relaksasi, ketegangan yang memuncak secara nyata, gangguan dalam
menghadapi realita, bingung, disorientasi waktu dan tempat, dan
fenomena seperti kecanduan obat bius.

Tentu jika meditasi dilakukan dengan metode tertentu di bawah
pembimbing terlatih akan bisa menghindari efek samping tersebut walau
tetap ada kemungkinan terjadi. Akan tetapi, masalah efek samping ini
juga tidak bisa dipandang remeh oleh karena maraknya sosialisasi
meditasi seakan tanpa efek samping. Apalagi ternyata ada celah dari
meditasi yang juga bisa disalahgunakan orang-orang yang tidak
bertanggungjawab, apalagi meditasi di luar tempat ibadah.

Akan tetapi, terlepas dari efek samping tersebut bisa dikendalikan atau
tidak, tetap ada beberapa kritikan terhadap meditasi. Karena ketika
bermeditasi, jelas kita berada dalam alam bawah sadar. Sedangkan ketika
berdoa secara biasa, kita dalam keadaan sadar. Meditasi hendaknya
dilakukan sebagai ajaran keagamaan . Selain itu, meditasi sebenarnya
dapat dilakukan untuk orang-orang dengan gelombang otak theta yang
rendah dengan tetap mempertimbangkan kontraindikasi seperti penelitian
di atas.

Kesimpulan: meditasi membangkitkan gelombang alpha yang justru membawa
kita ke alam bawah sadar sehingga membuka kesempatan otak kita untuk
diprogram atau dicuci otak (brainwashed) oleh orang lain maupun diri
sendiri. Oleh karena itu, kalaupun melakukan meditasi harus di bawah
pengawasan pelatih yang bertanggung jawab.Selama ini ada kesan bahwa
meditasi tidak menimbulkan efek samping, padahal sebaliknya sehingga
tetap harus hati-hati. Isu bahwa meditasi baik karena memunculkan
gelombang theta harus ditelaah lebih lanjut karena keempat gelombang
otak sama pentingnya dan harus muncul sesuai kondisi. Meditasi
hendaknya dilakukan sebagai ajaran keagamaan atau untuk orang-orang
dengan gelombang otak theta yang rendah dengan tetap mempertimbangkan
beberapa kontraindikasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar