Wahai aku yang menyembah “AKU”,
Tidakkah engkau malu telah menyebut dirimu “AKU”?
Lihatlah betapa bodohnya dirimu
Keangkuhanmu menunjukkan kebodohanmu
Wahai aku yang memberkati “AKU”,
Engkau laksana anak durhaka pada orangtuamu
Karena menganggap dirimu sehakikat dengan SANG PENCIPTA
Banyaknya milenium yang kaulewati, tak menghapus kebodohanmu
Wahai aku yang menganggap “AKU” bijak,
Engkau merasa bijak, padahal tetaplah bodoh
Engkau masih tertipu dengan ia yang meliukkan perutnya di atas tanah
Sekarang pun engkau tertipu, dan tertipu lagi olehnya
Wahai “AKU”yang tertipu oleh malaikat jatuh,
Tipuan terbesarnya adalah sembunyi darimu
Membuatmu menganggapnya tidak ada
Membuatmu menganggap Sang Pencipta juga sirna
Wahai “AKU” yang angkuh,
Engkau menganggap KEBENARAN ada di dalam dirimu
Padahal kau tak lebih dari debu tanah tiada arti
Tetapi DIA telah mengangkatmu, sayangnya kembali kau tak berbudi
Wahai “AKU” yang berasal dari debu tanah,
Kapankah kau berbalik dari kedurhakaanmu?
Semua utusan-Nya kau tolak, bahkan kau tertawakan
Tidak kau tertawakan, tetapi kau hiraukan
Wahai “AKU” yang dikasihi oleh DIA,
Berbaliklah dari langkah yang kau anggap bijak
Karena pengejaran hikmat adalah sia-sia
Tetapi takut akan DIA adalah permulaan pengetahuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar